(IST)
INILAH.COM, Jakarta - Sebuah studi terbaru menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan asma.
"Studi ini menunjukkan kaitan antara asma dan obesitas di mana telah menjadi hal yang lebih umum selama tiga dekade terakhir," kata Dr. Jun Ma dari Palo Alto Medical Research Institute, California, dalam jurnal medis Allergy.
Jun Ma dan timnya melihat dari 4.500 pria dan wanita dari survei National Health and Nutrition Examination pada 2005-2006. Sepertiga diantaranya mengalami kelebihan berat badan, dan sepertiga lainnya mengalami obesitas.
Sebanyak 41% memiliki beberapa bentuk alergi dan 8% menderita asma. Para peneliti ingin mencari tahu rasio tersebut karena alergi dan asma di beberapa orang tampak berhubungan.
Sebanyak 12% dari individu yang mengalami obesitas ternyata memiliki asma, dibandingkan dengan 6% dari partisipan yang memiliki berat badan normal. Dan kemungkinan untuk asma ini berdasarkan indeks berat badan tubuh, BMI (Body Mass Index), di mana menunjukkan lingkar pinggang yang bertambah.
Risiko terkena asma lebih tinggi tiga kali lipat pada sebagian besar individu yang obesitas dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki berat badan normal. Namun alasan mengapa dua hal ini berhubungan masih belum jelas. Beberapa penelitian menyebutkan perluasan sistem dan peradangan tingkat rendah yang berkaitan dengan obesitas bisa menjadi faktor.
Selain itu, resistensi terhadap gula dalam darah yang berhubungan dengan insulin, di mana meningkat pada individu yang memiliki berat badan berlebihan, merupakan alasan lain soal hubungan antara asma dan obesitas. Resistensi ini juga menjadi salah satu yang diramalkan sebabkan diabetes.
Sebanyak 37% dari mereka mengalami diabetes atau miliki resistensi terhadap insulin. Studi ini tidak menemukan bukti lain, bagaimanapun, resistensi insulin memiliki tanggung jawab bagi hubungan itu dan alergi tidak berkaitan dengan berat badan ataupun resistensi insulin.
"Penemuan ini tidak menutup kemungkinan bahwa insulin bisa jadi penghubung antara obesitas dan asma," kata Ma kepada Reuters Health. Namun, ia menambahkan bahwa masih ada beberapa alasan potensial lain yang tampak lebih rumit soal ini.
Sumber : inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar