Ellyzar Zachra PB
(IST)
INILAH.COM, Jakarta- Peneliti menjawab misteri dinosaurus pemakan tumbuhan lehernya bisa berkembang panjang, karena berhubungan dengan proses mengunyah.
Leher penjang itu telah jadi puzzle bagi peneliti yang kebingungan bagaimana dinosaurus raksasa pemakan tanaman dikenal sebagai sauropods dapat menjadi begitu besar.
Penelitian terbaru menemukan bahwa melahap makanan dengan cara seperti itu memungkinkan raksasa ini memasukkan makanan ke perut mereka dengan cepat.
Leher panjang juga membantu dinosaurus besar mendapatkan makanan tanpa harus bergerak dari tempat tertentu, kata peneliti di Born University.
Saat mamalia memakan tumbuhan, mereka berevolusi dan kemampuan mengunyah membuat makanan menjadi lebih mudah dicerna.
“Mengunyah adalah tindakan di mana tidak ada mamalia herbivora darat besar yang tidak melakukan hal itu,” kata kepala peneliti Prof Martin Sander dikutip dari Daily Mail.
Sebagian dinosaurus vegetarian menyukai tanaman pakis yang melimpah di rawa-rawa pada zaman prasejarah dan bernutrisi tinggi, kata para peneliti.
Beberapa hewan yang memakan tumbuhan itu saat ini giginya rusak, karena mengandung banyak silika keras. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi dinosaurus yang memetik dan menelan makanan tanpa mengunyah.
Sauropods juga dikenal memperbarui gigi mereka secara rutin, terkadang satu kali setiap bulan. Dinosaurus yang memiliki perut besar dan metabolisme yang kuat akan membantu mereka menghadapi begitu banyak makanan yang tidak dikunyah, ujar para peneliti.
Dinosaurus memiliki sistem pernafasan yang sangat efisien seperti burung di mana melibatkan banyak pundi-pundi udara yang menembus rongga tubuh dan tulang.
“Dalam sejarah dari spesies burung dengan paru-paru saat ini dan dinosaurus raksasa memiliki originalitas yang sama. Dua ratus juta tahun yang lalu, sebuah kombinasi tidak paralel berkembang di sifat para primitif di mana mengembangkan sesuatu yang baru dalam sejarah evolusi.
“Kombinasi ini membuat sejarah tampak lebih menarik,” kata Prof Sander.
Penemuan ini dipublikasikan di edisi terbaru jurnal Biological Reviews.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar